Rabu, 26 Maret 2008

Kuman Vagina Pembunuh Sperma

dr Arju Anita Sp.OG pernah mendapati pasien seorang ibu rumah tangga berusia 26 tahun dengan seorang putra. Tetapi setelah anak pertama usia 7 tahun, si ibu kesulitan untuk memperoleh anak kedua, padahal si ibu tidak pernah pakai alat kontrasepsi sejak anak berusia 2 tahun.

Dilihat dari haidnya cukup teratur setiap bulannya dengan siklus 27-29 hari. Setelah diperiksa ke dokter, diswab dan diUSG vagina, dokter mendiagnosa di kandungannya ada bakteri yang membunuh semua sperma yang masuk. Ditemukan adanya T.Vaginalis dan bakteri (+). Oleh dokter si ibu tidak diperbolehkan berhubungan intim selama mengonsumsi obat.

Yang menjadi pertanyaan si ibu adalah apakah bakteri tersebut berbahaya, apakah si ibu masih bisa hamil anak kedua dan perlukah suaminya mengikuti tes sperma.

Apa yang dialami oleh si ibu rumah tangga ini mungkin dialami juga oleh beberapa perempuan lainnya. Dalam tulisan ini saya mungkin bisa memberikan informasi tentang kuman vagina yang umumnya masih sangat awam diketahui perempuan.

Kuman di vagina biasanya tak membahayakan bagi diri kita. Kuman tersebut menjadi petunjuk adanya infeksi di daerah vagina. Infeksi vagina bisa terjadi kapan saja. Namun yang terpenting kita selalu menjaga higienitas vagina. Pakailah selalu pakaian dalam yang bersih dan kering. Jangan gunakan pakaian dalam yang basah atau seharian penuh tak diganti.

Obat Flagyl Forte 500 mg, Tricostatic Ovula dan Lactacyd dapat mematikan kuman vagina apabila istri terjangkit kuman vagina. Biasakan melakukan papsmear setahun sekali. Papsmear sebaiknya dilakukan oleh semua perempuan yang telah berhubungan intim. Gunanya untuk mendeteksi kuman yang ada di mulut rahim, sehingga test screening mendeteksi kanker mulut rahim.

Kehamilan harus dievaluasi dari kedua pihak, suami maupun istri. Masalah keterlambatan memiliki anak bisa disebabkanberbagai factor. Pasangan yang belum dikarunia anak lagi, meski sudah mempunyai anak bis disebut infertilitas sekuder.

Penyebabnya bisa timbul dari istri atau suami. Dari pihak suami dapat terganggunya pembentukan sperma yang sehat. Kelainan sperma bisa disebabkan beberapa faktor antara lain hormonal, trauma, infeksi, lingkungan atau radiasi.

Bila faktor yang mengganggu proses pembentukan sperma bisa dihilangkan, sperma siap membuahi sel telur istri. Sedangkan, masalah yang bisa timbul pada perempuan antara lain faktor hormonal, infeksi, radiasi atau obat-obatan.

Hal ini antara lain bisa mengakibatkan penyumbatan di saluran telur dimana pertemuan sperma dan sel telur terjadi di lokasi ini. Untuk mengetahui hal ini kita perlu berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan.

Tidak ada komentar:
Write Comments