Senin, 17 Desember 2007

Soal KB, Pria Tak Boleh Ketinggalan

Tak ada kendala yang paling besar yang menyebabkan program KB pria seolah jalan di tempat, selain kurangnya sosialisasi ke masyarakat. Sosialisasi KB pria masih menjadi barang langka, jarang dan sulit ditemui di masyarakat, sehingga metode KB pria seperti vasektomi dan kondom masih belum sepopuler metode kontrasepsi wanita seperti pil, suntik, atau IUD.

Sosialisasi KB pria ini membutuhkan banyak dukungan mulai dari para pemegang kebijakan, para petugas KB di lapangan (PLKB dan kader) hingga provider pelayanan KB.

Kegagalan dan keberhasilan merekrut kaum pria dalam berKB sangat dipengaruhi oleh sikap provider dan petugas KB di lapangan karena dengan sikap proaktif dalam mempromosikan dan responsif bila menemui kaum pria yang membutuhkan pelayanan KB, maka program KB pria akan berjalan optimal.

Hal lain yang sangat mendukung sosialisasi program KB pria adalah promosi dan motivasi dari kaum pria yang telah menjadi akseptor KB pria. Apalagi bila para akseptor tersebut telah bergabung dalam suatu kelompok KB. Dengan terbentuknya kelompok KB pria tersebut maka proses sosialisasi KB pria ke masyarakat akan lebih mudah dan terarah.

Pentingnya pria terlibat dalam KB dan kesehatan reproduksi didasarkan bahwa pria adalah mitra reproduksi dan seksual, sehingga sangat beralasan apabila pria dan wanita berbagi tanggung jawab dan peran secara seimbang untuk mencapai kepuasan kehidupan seksual dan berbagi beban untuk mencegah penyakit serta komplikasi kesehatan reproduksi.

Pria bertanggungjawab secara sosial dan ekonomi termasuk untuk anakanaknya sehingga keterlibatan pria dalam keputusan reproduksi akan membentuk ikatan yang lebih kuat di antara mereka dan keturunannya.Pria secara nyata terlibat dalam fertilitas dan mereka mempunyai peranan yang penting dalam memutuskan kontrasepsi yang akan digunakan istrinya serta dukungan kepada pasangannya terhadap kehidupan reproduksinya seprti saat melahirkan dan setelah melahirkan serta selama menyusui. Walaupun keterlibatan pria dalam KB dan Kesehatan Reproduksi sangat penting, tetapi masih banyak pria yang enggan melakukannya terutama dalam praktek KB.

Perlu Upaya
Tahun ini merupakan tahun tengah periode yang hasil capaian programnya dapat menjadi ukuran dalam memperkirakan apakah sasaran yang telah disepakati bersama dalam RPJMN 20042009 dapat dicapai.

Saat ini pencapaian KB pria baru mencapai 1,36 persen dari sasaran RPJMN sebesar 4,5 persen. Untuk itu perlu upaya yang memadai dari seluruh jajaran BKKBN untuk menggerakan seluruh kemampuan dan mendorong mitra kerja dan peran serta masyarakat agar pria secara aktif bergerak dalam program KB.

Upaya pencapaian tujuan tersebut BKKBN telah mereformulasikan visi dan misi baru. Visi baru "seluruh keluarga ikut KB" dan misi "mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera". Visi misi ini sebagai upaya untuk lebih mendorong pelaksanaan program yang dirasakan memudar karena perubahan lingkungan strategis sekaligus mampu mensinergikan rantai nilai yang ada.

Penjabaran dari pelaksanaan visi dan misi ini BKKBN mengimplementasikan dalam lima strategi dasar yaitu menggerakan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB, menata kembali pengelolaannya program KB, memperkuat SDM operasional KB, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB dan meningkatkan pembiayaan program KB.

Apapun upaya yang dilakukan intinya penantian panjang peran pria dalam berKB harus diminimalisir. Sudah saatnya mitra KB yang potensial seperti pria digalakkan dengan usaha maksimal dengan melibatkan seluruh masyarakat dan semua pihak baik tingkat pusat dan daerah.

Tidak ada komentar:
Write Comments