Kevin Mitnick: Sang legenda
Mungkin sebagian dari para pembaca sudah ada yang mengenal atau mengetahui sejarah dari Kevin Mitnick. Ya, ia adalah seorang pembobol yang pernah mencatatkan namanya sebagai buronan paling dicari atau Most Wanted di America. Ia melakukan banyak kejahatan dunia maya yang membuatnya harus berurusan dengan polisi setempat.
Mitnick merupakan seseorang yang sangat terinspirasi dan tertarik dengan komputer. Ia lahir dari keluarga yang tidak mampu untuk membeli sebuah komputer sehingga memaksanya untuk selalu mengunjungi toko RadioShack dan perpustakaan umum. Ia sangat kecanduan dengan kompie (komputer) dan melekat hingga ia tumbuh dewasa.
Pada tahun 1980-an, Mitnick sering keluar masuk kedalam sistem komputer. Kegiatan tersebut ia lakukan dengan begitu mudahnya karena kepintarannya. Diakhir tahun 80-an, ia berniat untuk meninggalkan hobinya dan mulai mencari pekerjaan yang tidak melanggar hukum, namun nampaknya tidak cukup berhasil. Terbukti pada tahun 1987, ia menyusup pada sebuah komputer Santa Cruz Organization yang bergerak dibidang piranti lunak sistem operasi Unix. Dalam kasus tersebut, sang jenius diganjar hukuman tiga tahun masa percobaan.
Belum genap setahun setelah penangkapan tersebut, ia kembali melakukan pembobolan terhadap sistem milik Digital Equipment Coorporation. Pembobolan ini kembali membawanya berurusan dengan pihak berwajib. Dalam kasus ini, Mitnick atau yang dijuluki sebagai 'the condor' mendapatkan ganjaran yang lebih besar dari sebelumnya.
Hanya dengan modal berbicara via telepon, ia mampu membobol sebuah sistem. Kepintarannya membuat ia terkenal. Bahkan saking bahayanya, sipir di penjara tempat Mitnick mendekam takut jikasaja Mitnick berulah lagi. Alhasil, ia tidak diperbolehkan untuk bersentuhan dengan telepon dan komputer dan ditempatkan dalam ruang isolasi di Lompoc. Penempatan tersebut membuat ia frustrasi dan kabarnya sempat mengalami gangguan jiwa.
Pada tahun 1989, 'The Condor' Kevin Mitnick dilepaskan dari penjara dan berusaha mencari pekerjaan yang tidak melanggar hukum. Namun rencana baiknya tersebut mengalami kendala karena status mantan narapidana yang disandangnya sampai pada akhirnya, ia bekerja sebagai pendulang informasi kantor swasta yang kemudian kembali membawanya ke dunia yang kelam. Tidak lama kemudian, pada tahun 1990, lagi-lagi ia menjadi buronan FBI. Akibat trauma yang dideritanya atas penjara di ruang isolasi, ia memutuskan untuk kabur dan bersembunyi.
Keahlian Mitnick ternyata tidak hanya terbatas pada kemampuan tekhnis saja. Ternyata ia benar-benar memahami tentang sistem keamanan komputer tidak hanya terbatas pada sekedar pengamanan saja, melainkan terdapat kebijakan organisasi, SDM dan proses, serta teknologi didalamnya. Ibaratnya, didunia nyata, ia adalah seorang peng-hipnotis. Ia banyak melakukan rekayasa sosial dalam aksinya untuk mendapatkan informasi berupa password dan lainnya. Ada cerita menarik mengenai Mitnick yang dikisahkan pada sebuah forum online.
Pada suatu kesempatan, ia ditantang oleh temannya untuk mendapatkan sebuah nomor telepon Sprint Fontcard-nya dengan iming-iming imbalan berupa traktiran makan malam jika ia berhasil. Tergiur dengan imbalan yang ditawarkan, ia kemudian menghubungi Customer Service dan berpura-pura menjadi seseorang dari bagian Teknologi Informasi. Dalam percakapannya, ia menanyakan apakah petugas mengalami kesulitan pada sistem yang digunakan?!. Petugas kemudian menjawab tidak!. Mitnick melanjutkan dengan pertanyaan, "Apakah sistem yang digunakan untuk mengakses data pelanggan?" dengan dalih ingin memverivikasi. Dalam pembicaraan tersebut, petugas masuk perangkap dan kemudian memberikan nama sistem yang ditanyakan Mitnick.
Setelah ia mendapatkan nama sistemnya, Mitnick menutup telepon dan kemudian kembali menelpon dan diterima dengan petugas yang berbeda. Namun, petugas yang satu ini curiga dengan Mitnick karena kurang berhati-hati saat bertanya, sampai pada akhirnya, petugas tersebut melaporkan Mitnick kepada bagian keamanan. Sebodoh itukah Mitnick???
Ternyata ia tidak kehabisan akal. Ia memutuskan untuk membawa seorang temannya dan menyuruhnya untuk menyamar sebagai 'penyelidik keamanan' yang akan mencatat laporan dari petugas Customer Service yang tadi. Teman Mitnick kemudian berbicara dengan petugas tadi dan mengatakan bahwa ia menerima laporan adanya penyusup. Setelah tanya jawab, Customer Service tadi mengatakan bahwa si penyusup berusaha untuk mendapatkan nomor Fontcard. Penyelidik palsu kemudian bertanya, "memangnya berapa nomor Fontcardnya??" yeah... Kasus selesai. Customer Service memberikan nomornya.
Senin, 10 Oktober 2011
Legenda Hacker, Kevin Mitnick
About Unknown
Author Description here.. Nulla sagittis convallis. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Write Comments