Senin, 10 Oktober 2011

Kevin Mitnick: Sang legenda (Part 2)



MOST WANTED
Kevin Mitnick yang telah melakukan berbagai kejahatan dunia maya atau yang lebih dikenal dengan "cyber crime" kini berstatus buronan paling dicari. Ia berusaha sebisa mungkin agar tidak tertangkap dan memutuskan untuk hidup nomaden atau berpindah-pindah. Ia juga menanggalkan berbagai kebiasaannnya. Memang ia berusaha untuk mengubah kesehariannya, namun tidak dengan kebiasaan mengutak-atik komputer dan jaringan internet. Bahkan beberapa keahliannya digunakan untuk mendapatkan status baru.

Mitnick menyandang status buron selama kurang lebih 2 tahun. Bukannya berhenti dengan kebiasaan buruknya, malah menjadi semakin liar dan menjadi-jadi. Ia kemudian menjelma sebagai 'ninja-cyber' yang konon mampu untuk mengobrak-abrik komputer di Pentagon hanya dengan sebuah remote TV. Sungguh sebuah fakta yang lebih condong kearah fiksi.

Selama menjadi buronan, Mitnick terus menjalankan aksi jahatnya. Salah satu kasusnya, membobol Sun Microsystem. Dalam kasus ini, ia membobol rekening seseorang pada layanan penyimpanan online untuk menyimpan back-up dari ahsil aksinya. Salah satu korban Mitnick adalah T. Shimomura. T. Shimomura sendiri adalah seorang ahli komputer yang diragukan kebersihannya (hacker) yang kerap melakukan aksi illegal dalam aktivitasnya di dunia maya. Nampaknya Shimomura ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa ia akan menjadi seorang pahlawan dalam perburuan Mitnick.

FBI, T. Shimomura, dan Markoff bekerja bahu-membahu untuk menangkap Mitnick. Markoff sendiri adalah seorang yang bekerja di New York Times. Ia kerap menuliskan artikel yang terlalu membesar-besarkan kasus Mitnick dan sempat mengeluarkan statement bahwa Mitnick adalah seorang teroris. Kekompakan ketiga tokoh ini akhirnya mampu melacak keberadaan Mitnick.

Tertangkapnya Mitnick bermula ketika sang korban mendapatkan pemberitahuan bahwa layanan penyimpanan yang ia miliki mengalami kapasitas berlebih. Curiga akan hal tersebut berbuntut panjang dan menjadi awal babak baru perburuan Mitnick yang telah melakukan kecerobohan. Mitnick sendiri mengakui kecerobohannya karena tidak menyangka bahwa FBI, T. Shimomura, dan Markoff serta penyedia layanan telepon seluler ternyata memiliki kekompakan dan kerjasama yang padu dan kokoh.

Operator seluler melakukan pelacakan dalam database penagihan mereka terhadap dial-up ke layanan internet Netcom POP. Hal ini memungkinkan mereka bisa untuk mengetahui dan mengidentifikasi area panggilan dan nomor MIN (Mobile Identification Number) yang digunakan pelanggannya. Meskipun Mitnick kerap mengganti nomornya secara berkala, operator tetap mengawasi penggunaan setiap nomor dalam wilayah tersebut. Mitnick menuturkan bahwa ia tertangkap karena alat Collapse 2000 milik Shimomura, Markoff, dan operator seluler melacak sinyal telepon seluler yang digunakan Mitnick hingga mendapatkan lokasi yang tepat.

14 hari sebelum Mitnick tertangkap, ia baru saja pindah ke Raleigh. Lokasi baru tersebut membuatnya terlena sehingga menjadi kurang waspada. iapun lupa melacak jalur komunikasi Dial-Up yang digunakannya. Hal aneh baru disadari Mitnick beberapa jam sebelum ia tertangkap. Ia merasakan ada yang aneh pada jalur komunikasi yang ia gunakan, ternyata ada pelacakan terhadap jalur tersebut. Tidak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, dan ketika membuka pintu, lusinan U.S Marshall dan FBI telah berada didepannya.

Setelah Kevin ditangkap, ia menghabiskan waktu kurang lebih 4 setengah tahun tanpa kepastian hukuman. Selama itu juga, ia tidak diajukan ke pengadilan. Hal ini benar-benar membuatnya frustrasi. Bahkan Mitnick dan pengacaranya tidak bisa melihat data kasus kejahatannya karena data tersebut tersimpan di dalam laptop dan FBI menganggap bahwa memberikan laptop kepada Mitnick merupakan hal yang sangat berbahaya. Ia dituding bisa membuat misil meluncur hanya dengan berbekal laptop atau telepon saja. larangan tersebut tetap berlaku meskipun laptop yang digunakannya tanpa modem dan jaringan internet. Bukti saking berbahayanya Mitnick.

Dalam kasus ini, Mitnick dituding telah menyebabkan kerugian sebesar ratusan juta dollar. Menanggapi tudingan tersebut, Mitnick merasa ada yang janggal karena perusahaan yang konon dirugikan Mitnick bahkan tidak melapor kerugian tersebut dalam laporan tahunan perusahaan. Jalan terakhir bagi Mitnick adalah pengakuan bersalah. Itulah satu-satunya jalan yang ada dan Mitnickpun melakukan itu.

Dalam kasus ini, Mitnick ditahan selama satu tahun, ditambah empat setengah tahun sebelumnya yang ditahan tanpa kepastian, jadi total hukuman penahanannya adalah lima tahun dan dibebaskan pada tahun 2000. Adapun persyaratan pembebasan Mitnick adalah, Ia dinyatakan bebas dengan syarat tidak boleh menyentuh komputer atau telepon. Pertama kali Ia menyentuh komputer lagi setelah bebas dari penjara adalah pada tahun 2002, itupun komputer yang tidak terakses ke internet, baru pada tahun 2003 Ia boleh mengakses internet untuk yang pertama kalinya.

Semenjak ia bebas dari penjara, Ia berusaha keras untuk memperbaiki jalur kehidupannya. Ia telah menuliskan dua buku bertemakan Hacking dan juga mendirikan perusahaan konsultan keamanan pribadi.

"Hacker adalah satu-satunya kejahatan yang keahliannya bisa digunakan untuk sesuatu yang etis. Saya tidak pernah melihat itu dibidang lain, misalnya perampokan etis." (Mitnick)



Main Film
Tahun 2001, Mitnick diundang untuk menjadi bintang tamu pada sebuah acara televisi "Alias" yang eksekutif produsernya adalah J. J. Abrams. Ia berperan sebagai Agent Burnett, agen CIA yang jago komputer. Uniknya, demi mendapatkans eorang Mitnick, J. J Abrams harus membuat surat pernyataan yang berisi bahwa komputer yang digunakan Mitnick dalam film hanyalah properti film, bukan komputer sungguhan. Mitnick yang berambut gondrong juga harus merelakan rambut panjangnya agar tampil modis sebagai seorang agen federal.

Disela-sela syuting, Abrams meminta Mitnick untuk menandatangani iMac miliknya. "Saya gugup, khawatir tiba-tiba masuk agen FBI dan mengatakan bahwa Mitnick hampir menyentuh komputer sungguhan." Tutur Abrams.

Tidak ada komentar:
Write Comments