Selasa, 08 Juni 2010

Jika Benar Luna, Stop Program & Iklannya!


Sejumlah kalangan meminta stasiun televisi RCTI bersikap tegas terhadap presenter 'Dahsyat' Luna Maya jika terbukti memerankan video mesum yang kini beredar di masyarakat. Namun jika tidak terbukti segera cepat direhabilitasi.

Pandangan tersebut disampaikan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tutty Alawiyah dan pengajar Fakultas Ilmu Komunikasi Unpad Bandung Yustikasari yang dihubungi secara terpisah.

Tutty Alawiyah mengatakan presenter atau artis pembawa acara di televisi adalah public figure yang banyak ditonton orang. Karenanya mereka terikat oleh nilai-nilai moral di masyarakat. "Sebagai public figure, mereka tidak boleh mengabaikan nilai-nilai moral," tegas Tutty.

Tutty berpendapat apa yang ditampilkan dan diucapkan public figure di televisi akan dilihat dan selanjutnya bisa ditiru masyarakat. "Televisi saat ini menjadi media yang sangat dahsyat ditonton hampir setiap orang dan setiap saat. Kalau akhlak pembawa acaranya rusak, masyarakat pun berpotensi menjadi rusak," ucap Tutty.

Sementara itu pengajar Fikom Unpad Bandung Yustikasari mengatakan, mengatakan para pengelola stasiun televisi swasta seharusnya memberi sanksi kepada presenter atau pembawa acara yang terbukti terlibat dalam pembuatan film porno.

“Kalau benar film porno yang beredar itu diperankan Luna Maya, pihak RCTI harus menghentikan acara yang dipandu Luna Maya. Begitu juga iklan-iklan yang dibintanginya harus dicabut,” ujar Yustikasari. “Ini sebagai sanksi moral agar menjadi pelajaran bagi yang bersangkutan dan artis lainnya,” tegasnya lagi. Kalau sanksi moral diterapkan, lanjutnya, para artis akan takut melakukan penyimpangan moral.

Kiki, panggilan akrab Yustikasri, minta kepolisian mengusut kebenaran adanya peran Luna Maya dalam film 'bokep' itu. "Kalau ternyata Luna Maya tak terlibat, nama baiknya harus direhabilitas di media," tambahnya.

Tutty dan Kiki berpendapat, jika video mirip Luna Maya dan Ariel itu benar dan dibiarkan, akan memunculkan kesan di masyarakat bahwa masalah moral tidak penting. Bahkan bisa timbul anggapan bahwa beredarnya video mesum itu justru menjadi promosi menaikkan popularitas mereka. “Jangan sampai opini ini berkembang,” ucap Tutty.

Tidak ada komentar:
Write Comments